MPNews | MPNews – Hujan deras yang mengguyur wilayah Pangalengan pada Jumat sore, 28 Februari 2025, mengakibatkan bencana alam berupa longsor dan banjir di beberapa titik. Bencana ini menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.
Di Kampung Sukadana, Desa Margamulya, rumah milik Wawat (52 tahun) rusak parah akibat longsor yang menimpa bagian sampingnya. Dinding retak dan sebagian atap ambruk. Di Kampung Ciawi, Desa Pangalengan, dinding rumah milik Maji (56 tahun) roboh akibat longsor, menimpa sebagian halamannya. Sementara itu, rumah dan Pondok Pesantren Nurul Huda milik H. Jalal (60 tahun) terendam air hingga 50 cm akibat luapan sungai. Peralatan dan perlengkapan di pondok pesantren rusak akibat terendam.
Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Polsek Pangalengan bersama dengan BPBD, Satpol PP, dan warga sekitar langsung melakukan evakuasi dan pendataan korban serta kerugian.
Bencana ini disebabkan oleh beberapa faktor. Curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama sejak pagi hari menyebabkan debit air sungai meningkat drastis. Struktur tanah yang labil di lereng wilayah Pangalengan membuat daerah ini mudah longsor saat hujan deras. Lereng yang terjal di wilayah ini juga memperparah potensi longsor. Aktivitas penebangan pohon di lereng gunung menyebabkan erosi tanah dan berkurangnya daya serap air, sehingga mempermudah terjadinya longsor.
Sebagai langkah penanganan, pemerintah setempat berencana melakukan reboisasi di lahan kritis di lereng gunung untuk meningkatkan daya serap air dan mencegah longsor. Selain itu, pembuatan tanggul dan tembok penahan di sepanjang aliran sungai akan dilakukan untuk mencegah luapan air.
Pihak yang terlibat dalam penanganan bencana ini antara lain Kapolsek Pangalengan, Edi Pramana, A.Md., S.H., S.M., M.H., Anggota Piket Polsek Pangalengan, Kepala Desa Pangalengan, Agus Supriatna, Kepala Desa Margamulya, Suhendar Rohmani, BPBD Kecamatan Pangalengan, Satpol PP Kecamatan Pangalengan, Warga Masyarakat sekitar.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama saat musim hujan. Hindari menebang pohon di lereng gunung dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar untuk mencegah banjir.*[Wan hendy]