KAB. BANDUNG | MPNews – Proyek Tembok Penahan Tanah (TPT) senilai Rp 149 juta di Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung ambruk pada Senin, 4 November 2024.
Kejadian ini menimbulkan kecurigaan warga terkait kualitas pengerjaan yang diduga asal-asalan dan penggunaan material tidak sesuai spesifikasi.
Seorang tokoh masyarakat setempat, sebut saja Yayat mengungkapkan bahwa TPT dibangun di atas tanah urugan yang tidak dipadatkan dengan baik, dan material yang digunakan, berupa batu campuran cadas basah, juga tak memenuhi standar. Hal ini menyebabkan konstruksi TPT rapuh dan mudah runtuh.
Selain itu, dugaan lain menyebutkan kurangnya koordinasi antara kontraktor, pengawas UPT-DPUTR, dan Pemerintah Desa.
Lemahnya pengawasan terhadap kualitas material dan pengerjaan proyek semakin memperkuat dugaan ini. Kejanggalan lain identitas pelaksanaan proyek pun tidak ada, sempat dipertanyakan. Abo, mandor proyek mengatakan, awalnya menyebutkan CV. Furi Indah, kemudian berubah menjadi CV Satya Graha Putra. Hal ini jelas menimbulkan kecurigaan tidak adanya keterbukaan terhadap masyarakat.
Kontraktor mengakui ambruknya bangunan TPT, “Realita mah itu karasa ku masyarakat, jeung ku dinas, Kudidinya mah teu penting. Da penerima manfaat mah masyarakat setempat, Dinas UPT puas ku kinerja dan tanggung jawab terpenting pihak CV Satya Graha Putra,” sebutnya melalui pesan singkatpada awak media.
Mandor proyek, Abo menyatakan, proyek telah selesai dalam 28 hari. Namun, CV Satya Graha Putra, melalui pesan WhatsApp, mengakui ambruknya TPT namun menganggapnya hal itu tidak penting, memprioritaskan kepuasan dinas UPT daripada keselamatan warga.
Ambruknya TPT berdampak negatif bagi warga, baik materiil maupun keselamatan. Warga menuntut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Dr. Ir. H. ZEIS ZULTAQAWA, ST., MM, untuk menindaklanjuti kasus ini.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap proyek infrastruktur yang menggunakan APBD.
Jelas Pjs. Bupati Bandung harus menindak tegas pihak yang terbukti melakukan kecurangan. Kedepannya, penting untuk melibatkan warga dalam proses pembangunan dan pengawasan proyek, serta melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti ambruknya TPT dan menjatuhkan sanksi yang setimpal.
Seorang tokoh masyarakat Pangalengan yang ahli di bidang TPT juga menekankan pentingnya analisis keselamatan dalam metode kerja dan konstruksi.*(wanhendy)