KAB. BANDUNG | MPNews – Ketua DPRD Kabupaten Bandung Hj. Renie Rahayu Fauzi menghadiri upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila Tingkat Kabupaten Bandung Tahun 2025 di Lapangan Upakarti Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Rabu (1/10/2025).
“Pagi ini saya diberikan amanah untuk membacakan Ikrar Hari Kesaktian Pancasila dalam Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilaksanakan di Lapangan Upakarti Pemkab Bandung,” kata Renie Rahayu Fauzi usai upacara.
Bagi Ketua DPRD Kabupaten Bandung membacakan Ikrar Hari Kesaktian Pancasila merupakan sebuah pengalaman yang sangat baik. Terlebih lagi ia sebagai anggota legislatif dari Fraksi PKB adalah bagian dari generasi penerus bangsa dan negara.
“Ini sebuah kehormatan bagi saya dapat menyuarakan ikrar ini sebagai wujud komitmen kita bersama dalam menjaga, mengamalkan, dan menguatkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pemersatu bangsa,” ujarnya.
Usai upacara, Renie Rahayu Fauzi mendampingi Bupati Bandung Dadang Supriatna dan jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung serta para Kepala OPD dan para ASN di lingkungan Pemkab Bandung meninjau Job Fair Spirit Bedas 2025 di Lapangan Upakarti Pemkab Bandung, Soreang.
Pada Job Fair Spirit Bedas 2025 turut dilaksanakan launching aplikasi Dashnaker Plus untuk memberikan layanan ketenagakerjaan bagi masyarakat Kabupaten Bandung.
Lebih lanjut Renie Rahayu Fauzi mengatakan bahwa Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar momentum mengenang masa lalu, melainkan refleksi untuk masa depan.
“Memperingati Hari Kesaktian Pancasila ini, selain pengingat bagi kita sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Kita sebagai generasi penerus harus terus menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Pancasila,” ujar Renie Rahayu Fauzi.
Kita tahu bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam penyelenggaraan peradilan,” katanya.
Ketua DPRD menegaskan bahwa peringatan “Hari Kesaktian Pancasila” berkaitan erat dengan peristiwa bersejarah yang terjadi pada 30 September 1965, yang dikenal dengan sebutan G30S/PKI atau Gerakan 30 September.
“Atas dasar peristiwa sejarah itu, tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila untuk menandai kemenangan ideologi Pancasila atas ancaman ideologi lain yang berusaha merongrong persatuan bangsa,” katanya.
Renie Rahayu Fauzi sebagai Ketua Perempuan Bangsa Kabupaten Bandung menegaskan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga menjadi momen untuk mengingat pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pancasila sebagai ideologi negara mengandung prinsip-prinsip dasar seperti persatuan, keadilan sosial, dan gotong royong yang diharapkan dapat terus menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai tantangan zaman,” katanya.
Sebagaimana diketahui bahwa Pancasila terbukti sakti karena mampu menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi berbagai tantangan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Nilai-nilai Pancasila yang mencakup Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan, berfungsi sebagai dasar yang kokoh dalam membangun masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Kesaktian Pancasila tidak hanya teruji dalam peristiwa G30S, tetapi juga dalam berbagai dinamika politik, sosial, dan budaya yang terjadi sepanjang sejarah Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila yang inklusif dan terbuka memungkinkan Indonesia untuk tetap menjaga kebhinekaan dalam kesatuan. Setiap sila dari Pancasila mengandung makna mendalam yang relevan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Misalnya, sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, menjadi landasan moral bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas religius. Sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, menegaskan bahwa penghormatan terhadap hak asasi manusia dan keadilan sosial harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan bangsa.
Kesaktian Pancasila bukan hanya sekadar peringatan sejarah, tetapi juga simbol ketahanan dan persatuan bangsa Indonesia. Sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara, Pancasila telah terbukti mampu mengatasi berbagai tantangan dan ancaman.
Dengan terus menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, Indonesia akan mampu tetap kokoh menghadapi berbagai dinamika global dan internal di masa depan. Pancasila adalah pilar utama yang menjamin keberlanjutan bangsa yang besar ini.** (DA)