KAB. GARUT | MPNews – Senin 8 September 2025, Dunia hiburan kembali meratap, kehilangan seorang talenta yang bersinar. Nandi Juliawan, sang aktor yang kita kenal dan cintai sebagai Encuy dari “Preman Pensiun,” telah berpulang di usia yang begitu muda, 32 tahun. Kepergiannya meninggalkan luka menganga di hati keluarga, sahabat, dan jutaan penggemar yang merasa kehilangan mendalam.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali). Duka yang mendalam menyelimuti kita semua. Semoga almarhum husnul khatimah, dan diterima di sisi-Nya dengan segala kebaikan.
Nandi ditemukan tak bernyawa di kediamannya di Garut, pada Sabtu kelabu, 6 September 2025. AKP Joko Prihatin, Kasat Reskrim Polres Garut, dengan suara berat mengonfirmasi kabar pilu ini pada Senin, 8 September 2025. “Benar, korban ditemukan sudah tidak bernyawa di rumahnya. Saksi melihat korban sudah tergantung menggunakan sarung di samping tangga,” ujarnya, menggambarkan betapa memilukannya kejadian tersebut. “Kami masih berupaya mengungkap tabir di balik kejadian ini, dan terus berkoordinasi dengan keluarga,” tambahnya, menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam menangani kasus ini.
Nandi, putra Garut yang gigih, adalah contoh nyata perjuangan dari bawah. Sebelum menghiasi layar kaca dan menghibur kita semua, ia menjajal berbagai profesi, dari marketing hingga menjajakan cireng. Semangatnya yang tak pernah padam mengantarkannya ke “Preman Pensiun,” di mana ia sukses merebut hati penonton dengan karakter Encuy yang ikonik dan selalu berhasil mengundang tawa.

Namun, siapa sangka, di balik tawa yang ia suguhkan dan kesuksesan yang kita lihat, Nandi menyimpan bara derita yang tak tertahankan. Meskipun pihak berwajib masih melakukan penyelidikan mendalam, beredar kabar bahwa beberapa waktu terakhir, Nandi tampak lebih pendiam dan tertutup. Ia juga dikabarkan mengalami kesulitan tidur dan kehilangan nafsu makan. Pihak kepolisian menduga kuat, Nandi mengakhiri hidupnya karena depresi yang menghantuinya. Ini adalah tamparan keras bagi kita semua, sebuah pengingat bahwa gemerlap dunia hiburan tak mampu melindungi seseorang dari gelapnya masalah mental yang bisa menyerang siapa saja, kapan saja.
Kepergian Nandi menambah daftar panjang talenta industri hiburan yang bergulat dengan kesehatan mental. Ini adalah alarm bagi kita semua, bahwa popularitas dan kesuksesan bukanlah jaminan kebahagiaan sejati. Di balik sorotan lampu yang gemerlap, ada tekanan dan tantangan yang mampu meremukkan jiwa. Kita harus menciptakan ruang aman, di mana setiap orang berani membuka diri, berbagi beban, dan mencari pertolongan tanpa takut dihakimi atau dicap buruk.
Kematian Nandi adalah kehilangan tak tergantikan bagi dunia seni peran Indonesia. Ia adalah aktor berbakat yang selalu memberikan yang terbaik, menghidupkan setiap karakter dengan sepenuh hati. Namun, lebih dari itu, kepergiannya adalah jeritan bagi kita semua untuk lebih peduli pada kesehatan mental. Mari kita buka mata, telinga, dan hati kita untuk mereka yang berjuang dalam diam, memberikan dukungan, dan menghilangkan stigma yang selama ini melekat.
Jika Anda atau orang terdekat Anda sedang berjuang dengan masalah mental, jangan tunda untuk mencari pertolongan. Ada banyak tangan yang siap mengulurkan bantuan, ada banyak pihak yang peduli dan siap mendengarkan. Kesehatan mental adalah prioritas utama, sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan biarkan stigma merenggut nyawa yang berharga.
Selamat jalan, Nandi Juliawan. Namamu akan abadi dalam kenangan, dan senyummu akan selalu kami rindukan. Semoga keluarga dan orang-orang tercinta diberi kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi cobaan ini. Mari kita jadikan kepergianmu sebagai momentum untuk menyalakan obor kepedulian terhadap kesehatan mental, dan menciptakan dunia yang lebih suportif dan penuh kasih.
Sumber Gambar: Vidio hasil tangkapan layar platform medsos
Editor Channel: www.mediamitrapolisinews.com

