KAB. BANDUNG | MPNews – Mahasiswa Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung melaksanakan kegiatan Diseminasi “Menanam Pengetahuan, Menuai Kesadaran, Mengurangi Sampah” di Aula Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata Tematik Reguler Mandiri (KKN-TRM) dengan semangat “Nyata Bergerak, Berdampak”, berfokus pada edukasi dan penerapan langsung pengelolaan sampah di masyarakat, Rabu (29/10).
Acara dibuka Kepala Desa Lamajang, Ade Jalaludin, S.Pd.I., M.M.Pd, yang mengapresiasi terhadap kehadiran mahasiswa Polman Bandung sebagai wujud kontribusi nyata perguruan tinggi dalam pembangunan desa.
Ade Jalaludin menyampaikan, “Program pengelolaan sampah bisa dimulai dari komunitas terkecil, yaitu keluarga dan desa. Melalui TPS3R dan kolaborasi warga, kita bukan hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga membangun ekonomi dan kesadaran lingkungan yang berkelanjutan.”.
Menurutnya, kegiatan KKN mahasiswa Polman Bandung menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah desa, akademisi, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, serta bernilai ekonomi.
Sebagai narasumber utama, Bu Hafsah dari lembaga Climate Skill memberikan pelatihan dan inspirasi kepada warga serta mahasiswa tentang pengelolaan sampah terpadu berbasis rumah tangga dan komunitas.
Dalam paparannya, ia menjelaskan beberapa hal penting:
1. Pemilahan sampah di sumbernya antara organik, anorganik, dan residu.
2. Praktik pembuatan kompos rumah tangga menggunakan metode tumpuk sederhana.
3. Inovasi eco-enzyme, yaitu cairan hasil fermentasi kulit buah dan gula yang berguna sebagai pembersih alami dan pupuk cair.
4. Optimalisasi bank sampah, agar sampah anorganik memiliki nilai ekonomi dan dikelola secara kolektif oleh warga.
5. Pendidikan lingkungan sejak dini, melalui sekolah dan kegiatan keluarga untuk menumbuhkan perilaku cinta lingkungan.
Bu Hafsah menekankan bahwa kunci keberhasilan pengelolaan sampah adalah perubahan perilaku masyarakat.
“Sampah adalah tanggung jawab bersama. Jika setiap rumah tangga mulai memilah dan mengolahnya, desa akan menjadi lebih bersih, produktif, dan mandiri,” ujarnya.
Mahasiswa Polman Bandung tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga terlibat langsung bersama warga melalui:
Praktik pembuatan kompos dan eco-enzyme.
Simulasi pengumpulan dan penimbangan sampah di bank sampah desa.
Sosialisasi pendidikan lingkungan di sekolah dasar sekitar.
Pendekatan “Nyata Bergerak, Berdampak” menegaskan bahwa kegiatan KKN bukan sekadar pengabdian sesaat, tetapi sebuah gerakan perubahan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat secara aktif.
Kegiatan ini menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat Desa Lamajang untuk mengelola sampah dengan bijak. Selain mengurangi volume sampah rumah tangga, inisiatif ini juga membuka peluang ekonomi baru melalui pengelolaan bank sampah dan produk daur ulang.
Dengan kolaborasi antara pemerintah desa, akademisi, dan lembaga lingkungan, program ini menjadi langkah konkret menuju desa yang bersih, berdaya, dan berkelanjutan.* Wanhendy


