KAB. BANDUNG | MPNews – Bupati Bandung Dadang Supriatna melaksanakan monitoring dan cek lokasi kesiapan acara rembuk desa bersama Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI Abdul Muhaimin Iskandar di Lapangan Mini Soccer Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Jumat (20/6/2025).
Kunjungan kerja Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI diagendakan hadir di Kabupaten Bandung pada Sabtu (21/6/2025) hari ini.
Pengecekan lokasi itu turut didampingi Ketua DPRD Kabupaten Bandung Hj. Renie Rahayu Fauzi, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Hilman Kadar, Kepala Satpol PP M. Usman, Kepala DPMD Tata Irawan Subandi, Kepala Diskop UMKM Dindin Syahidin, Camat Majalaya Gugum Gumilar dan para pihak lainnya. Hadir pula jajaran Forkopimcam Majalaya, kepala desa dan sejumlah pihak terkait lainnya.
Desa Wangisagara sebagai tuan rumah dalam kunjungan kerja Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI itu adalah sebagai salah satu desa dengan memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berhasil. Pemerintah Desa Wangisagara ini dinilai berhasil dan maju dalam mengelola BUMDes Niagara dengan omset laba kotor capai miliaran rupiah.
Pada kesempatan itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna sangat mengapresiasi keberhasilan Pemerintah Desa Wangisagara dalam mengelola BUMDes Niagara. Bupati Bandung pun melihat langsung lapangan mini soccer yang akan digunakan rembuk desa tersebut, selain meninjau lapangan sepakbola yang akan dijadikan tempat parkir untuk kelangsungan kegiatan tersebut.
Tak hanya itu, Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna meninjau dapur yang akan digunakan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak jauh dari lokasi lapangan mini soccer yang dikelola BUMDes Niagara Pemerintah Desa Wangisagara.
Di sela-s

ela monitoring dan cek lokasi
kesiapan acara rembuk desa, Kang DS mengungkapkan bahwa ia sangat bahagia dan memang sangat menunggu kehadiran Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI Abdul Muhaimin Iskandar ke Kabupaten Bandung.
“Kehadiran Pak Menko itu nantinya untuk lebih berdiskusi, terutama nanti akan dihadiri oleh para kepala desa. Para kepala desa bisa menyampaikan langsung kepada Pak Menko kira-kira kebijakan apa yang akan diturunkan di Kabupaten Bandung melalui kebijakan Pak Menko itu sebagai implementasi dari perintah Pak Presiden,” tuturnya.
Lebih lanjut Kang DS mengungkapkan bahwa BUMDes Niagara yang dikelola Pemerintah Desa Wangisagara ini adalah ternyata BUMDes yang berhasil.
“Karena omset laba kotornya di angka Rp 4 miliar. Bisa memberikan deviden ke desa Rp 1,2 miliar. Yang saya harapkan, sebenarnya BUMDes seperti ini,” kata Kang DS.
Nantinya, lanjut orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini, jika ada kebijakan yang sifatnya khusus, pihaknya bisa menambah program-program yang kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi terutama.
“Kalau BUMDes-nya seperti di Desa Wangisagara, ya saya sangat berbahagia,” tuturnya.
Bupati Bedas ini menyebutkan ada hal yang menarik menurut data SEN atau Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional, bahwa desanya sudah desa mandiri dan BUMDes-nya berhasil. Tetapi data desil satu sampai limanya hampir 53 persen.
“Ini persoalan yang harus kita selesaikan. Apakah ini data yang eror atau seperti apa, sehingga nanti kita di kroscek. Kalau ternyata benar, maka ini harus selesai dalam waktu yang relatif singkat antara satu atau dua tahun kedepan ini harus selesai desil satu sampai lima ini,” ujarnya.
Menurutnya, dengan menggunakan program-program baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten Bandung, sehingga nantinya kroyokan saja.
“Supaya desil satu sampai lima ini bisa berkurang. Dan bahkan bisa naik status untuk menjadi masyarakat yang mapan,” katanya.
Ia juga mengajak dan mengingatkan kepada para pengelola BUMDes lainnya di Kabupaten Bandung jangan berkunjung ke wilayah lain.
Ternyata di Kabupaten Bandung ada lima BUMDes yang berhasil dan bahkan dari luar pun datang ke sini (BUMDes Niagara Desa Wangisagara),” ucapnya.
“Tentunya di Kabupaten Bandung, saya berharap kepada para kepala desa untuk studi banding. Coba kira-kira seperti apa BUMDes Niagara di Desa Wangisagara ini bisa berhasil. Nah ini menjadikan contoh untuk bisa lebih baik lagi BUMDes-BUMDes yang ada di desa yang lain,” pungkasnya.**(DA)